Rabu, 11 Februari 2015

Kata Penghantar Yang Terlewat

Sewaktu Sufian Abas menghubungi saya bertanya samada saya berminat untuk menerbitkan sebuah buku kumpulan sajak, saya mengambil waktu yang agak lama untuk memutuskan samada untuk setuju atau tidak. Alasan yang pertama, saya belum mengumpul sejumlah sajak yang saya rasa sesuai untuk diterbitkan dan yang kedua, saya tidak pasti samada sajak (mahupun pekerjaan menulis) adalah arah yang ingin saya tujui. Yang pasti, saya belum menemui sebuah jawapan yang jitu untuk alasan kedua.

Epitaf adalah sebuah buku yang penuh kejutan untuk diri saya sendiri. Saya tak pernah menanam harapan untuk buku ini, apatah lagi membaca dan mendengar beberapa ulasan yang terlalu baik dari teman-teman dan pembaca sekalian. Jutaan terima kasih untuk setiap kata-kata yang baik, mengkritik dan apapun pandangan anda terhadap buku ini. Saya tidak pernah merancang seperti apa perjalanan pekerjaan menulis saya di masa hadapan namun saya berharap agar saya sendiri dan kalian mendapat manfaat dari minat serta usaha untuk memeriahkan bidang ini.

Sajak-sajak dalam buku ini saya tulis dan kumpul dalam tempoh 3 tahun semenjak 2011, sebelum ia terbit pada tahun 2014. Secara dasarnya, tema-tema yang terkandung dalam Epitaf adalah tentang renungan waktu lalu, tentang kesunyian, dan hubungan dua individu. Saya memilih untuk mengumpul sejumlah sajak yang mempunyai suara dan suasana yang agak senada dalam buku ini kerana hal-hal seperti ini adalah sesuatu yang intim dan ditandai makna yang boleh saja difahami oleh pembaca. Sungguhpun begitu, saya harus mengakui, terdapat sejumlah sajak yang tertulis dalam keadaan terburu-buru tanpa mengikuti kritiria dan semakan telus yang telah saya tetapkan sendiri. Walaupun begitu, sajak seringkali mempunyai sifat ambiguity dan ini adalah kebetulan yang memuaskan. Saya ingin sekali berbual tentang proses kreatif menulis buku ini namun rasanya lebih afdal jika anda sendiri bertanya tentang apa yang ingin anda ketahui secara tepat dan jelas.

Sememangnya menulis sajak bukan sebuah pekerjaan yang mudah malah menuntut emosi yang menyeluruh samada dari segi hubungan peribadi sesama keluarga atau teman-teman tercinta mahupun antara orang-orang yang bakal kita temui atau sekadar berselisih bahu di stesen keretapi. 

Apapun, berikut adalah ulasan tentang buku Sekumpulan Epitaf Dan Surat-Surat Yang Lewat di DailySeni dan seterusnya oleh Ainunl Muaiyanah. Anda juga boleh membaca beberapa ulasan ringkas buku ini di laman Goodreads.

Jika anda belum berkesempatan untuk memiliki buku ini, buku ini boleh didapatkan dari kedai buku utama atau terus saja ke laman web Selut-SFP.